Untuk Batre Ultrafire yang beredar di Indonesia
selama ini kebanyakan kw atau Non Original. Namun Banyak yang suka dengan yang
KW alias abal-abal ini karena murah & lumayanlah untuk menghidupkan senter
selama 30-60 menit. Untuk yg ori harganya bisa mencapai 100ribuan, tidak ada
patokan harga untuk batere ini di Indonesia. Kapasitas batre abal-abal yang
beredar saat ini sering menipu konsumen, seperti 4600mAh, 4800mAh, 5300mAh,
dll, asal gedhe orang pasti tertarik, padahal isi riilnya tidak sampai 2000mAh.
Sebab batre Li-ion kapasitas paling besar & bagus saat ini dipegang oleh
Panasonic sekitar 3400mAh dengan harga 150an ribu rupiah. Sedangkan Ultrafire
sendiri paling besar hanya sampai 3800mAh namun perlu dipertanyakan riil
capacitynya.
Jadi
jangan terkecoh ngotot harus beli batre murah tapi yang
tulisan kapasitas 5000 lah, 6000lah, padahal batere murah dengan tulisan
kapasitas besar isinya sama dengan yang 1000mAh, ya inilah trik produsen
batere
abal-abal agar baterenya lebih laku (secara Logika mana ada kapasitas
besar harga murah, atau sama dengan yang lebih rendah kapasitasnya)
Secara garis besar, batere itu dikategorikan
berdasarkan dua parameter :
- Ukuran fisik batere
- Chemistry yang ada didalamnya.
Ukuran Fisik Batere
Dalam hal ini kita akan melihat dulu tentang
ukuran fisik batere. Rule yang biasa dipakai dalam hal ini adalah : XXYYY,
dimana :
XX : diameter batere
YYY : panjang batere
Misalnya :
18650 : mempunyai diameter 18
mm dan panjang 65 mm
14500 : mempunyai diameter 14 mm dan panjang 50
mm
Untuk daftar lebih lengkap
beberapa jenis ukuran dan persamaan nama yang sering dipakai :
32650 : Ukuran ini sama dengan batere jenis D.
Untuk alternatif li-ion biasanya 3AA + holder bisa dipakai ataupun 4AA + holder
dengan sedikit mempoles bagian dalam senter.
26650 : Batere ukuran ini akhir-akhir ini
populer lagi karena sanggup memberikan arus 10-15 Ampere dg kapasitas yang
lebih besar sedikit 4000-5000 mAH.
26500 : Ukuran ini sama dengan batere jenis C.
18650 :
jenis batere yang paling umum saat ini dipakai untuk senter – senter
18500 : Jenis batere ini biasanya dipakai dalam
form 2x18500 untuk pengganti
3xCR123 karena voltase yang mendekati.
17670 : batere ini sering dianggap sebagai
alternatif Surefire Rechargeable karena ukurannya mendekati 2 x CR123 tanpa
harus memodifikasi body (bored)
17500 : sama dengan 18500,
batere ini sering dipakai dalam form 2x17500 tetapi dalam senter Surefire tanpa
modifikasi (un-bored).
16340 : sering disebut RCR123, Rechargeable
CR123
14500 : sama ukurannya dengan AA
14250 : sama ukurannya dengan 1/2 AA
10440 : sama ukurannya dengan AAA
15266 : sama ukurannya dengan CR2, kadang
disebut RCR2
10280 : dipakai pada beberapa senter EDC mungil
seperti Lummi Raw, Jil CR2,
Peak LED, Muyshondt Aeon, Modamag Draco dll
10180 : dipakai pada beberapa senter EDC mungil
seperti Lummi Wee, Modamag Drake
Aturan penamaan batere diatas
itu selama ini dipakai untuk batere lithium-ion rechargeable karena banyaknya
jenis yang beredar (dengan voltase sekitar average 3.7 volt), tetapi beberapa
batere itu memang ada yang ukurannya sama dengan batere non-rechargeable tetapi
chemistry didalamnya berbeda jauh seperti :
16340 : CR123
14500 : AA
10440 : AAA
Chemistry/Kimiawi di dalam batere
Untuk jenis chemistry didalamnya, ini akan saya
update lebih lanjut tetapi akan saya jabarkan sekarang untuk garis besarnya.
Bentuk saya tuliskan secara umum karena ada
beberapa bisa customized.
Jenis pertama kali yang sering
kita pakai adalah :
1. Alkaline :
Bentuk secara umum : AAA, AA,
C, D
Voltase : 1.5 volt
Batere jenis ini muncul karena ada kebutuhan
alat-alat tertentu yang membutuhkan arus cukup besar (lebih dari 250mA).
Kelemahan batere ini adalah :
- short shelf life : sekitar 3 tahun. Dari
produksi sampai dipakai itu maksimum 3 tahun dan kapasitas mungkin sudah drop
pada waktu akhir periode.
- sering bocor sehingga
membahayakan barang yang menggunakan batere tersebut.
Beberapa jenis batere alkaline
ini ada yang mempunyai voltase 12 volt seperti keluaran :
- Energizer Jenis A series
seperti A23, A27. Biasanya dipakai pada alarm, remote mobil, dll.
- Duracell Jenis MN21 yang sama dengan
Energizer A23
Voltase : 1.5 volt
Batere jenis ini muncul untuk menjawab
kekurangan - kekurangan batere alkaline sehingga mempunyai karakteristik :
- relatif lebih tidak mudah bocor sehingga
lebih aman.
- long shelf life : rata-rata berumur 10 tahun
- sanggup memberikan arus lebih dari 1000 -
2000 mA tanpa penurunan kapasitas (karena voltage sag).
3. Nickel Cadmium (NiCd)
Bentuk : AA, C, D, dll
Voltase : 1.2 volt
Batere jenis ini muncul sebelum NiMH (Nickel
Metal Hybride), dengan beberapa karakteristik :
- relatif lebih tahan dingin
sehingga kapasitas tetap tinggi meskipun dipakai dikondisi dingin
- mengalami memory effect dimana jikalau batere
itu dicharge sebelum batere itu benar-benar dihabiskan, maka kapasitas batere
itu akan lebih menurun secara drastis.
4. Nickel Metal Hydbride (NiMH)
Bentuk : AAA, AA, C, D
Voltase : 1.2 volt
Batere ini yang paling umum saat ini sebagai
rechargeable yang termasuk murah dan cukup tersebar dimana - mana.
Batere jenis ini juga muncul untuk menjawab
kekurangan pada batere NiCd seperti :
- hilangnya memory effect
- lebih rentan terhadap udara dingin
- densitas batere lebih tinggi (kapasitas
batere dg ukuran sama lebih tinggi)
5. Nickel Zinc (NiZn)
Bentuk : AA
Voltase : 1.6 volt
Batere ini dibuat karena ada beberapa alat yang
lebih optimal jikalau menggunakan batere lithium (primary, disebut diatas no.
2), tetapi tetap menginginkan rechargeable. Kekurangan batere ini ada pada
penggunaan multicell dimana jikalau penggunaan batere ini akan dipakai sampai
habis total, tetapi salah satu batere masih ada isinya, maka arus itu akan
melewati batere yang sudah kosong itu seolah-olah menjadi back-charge. Kondisi
yang terjadi diatas itu akan merusak / menurunkan kapasitas batere NiZn. Batere
NiMh tidak terpengaruh kondisi ini.
6. Lithium Ion Rechargeable :
Pada dasarnya chemistry yang ada pada jenis ini
sangat banyak tetapi secara umum langsung dipukul rata sebagai lithium ion
rechargeable. Saya akan coba jabarkan sebisanya dalam keterbatasan waktu dan
pengetahuan (harus mencontek dulu).
- Volt : 3.7 volt (2.5 - 4.2volt)
- Berkaitan dengan arus maksimum pemakaian dan
pada waktu charging, rule of thumb adalah :
pemakaian : 2C yaitu dua kali kapasitas batere
charge : 0.5C yaitu setengah kali kapasitas
batere.
Jadi semisal :
18650 2900mA bisa
dipakai untuk maksimum 5800 mA (5.8A)
17670 1600mA bisa dipakai
untuk maksimum 3200 mA (3.2A)
14500 750mA bisa dipakai untuk
maksimum 1500 mA (1.5A)
- Sifat dari batere
Lithium Ion Rechargeable ini justru kebalikan dari NiMH dimana batere ini tidak
boleh dipakai sampai habis total, makanya untuk batere ini ada istilah
protected.
Protection circuit berguna
untuk menutup arus jikalau salah satu dari hal dibawah ini terjadi :
- voltase turun dibawah 2.5 volt atau 2.8 volt,
berguna supaya tidak sampai merusakkan batere karena jikalau dipakai dibawah 2
volt misalnya maka charge berikut tidak akan bisa 100%, mungkin hanya bisa
terisi 50% / 25%. Contoh pengalaman nyata itu pemakaian handycam sony, dimana
Sony mencantumkan jikalau kapasitas tinggal 5 menit, (mungkin itu threshold
sama dengan 2.5volt), maka harus ganti batere secepatnya, tetapi saya cukup
bandel dan memakai terus sampai habis, ternyata pemakaian selanjutnya runtime drop
dari 120 menit, tinggal hanya 10 menit tops.
- voltase waktu charge mencapai 4.2 volt, hal
ini berguna untuk proteksi jikalau charger tidak berhenti charge pada 4.2 volt,
maka protection circuit yang akan menghentikan proses charging, karena
overcharge bisa mengakibatkan batere meledak
- ada lonjakan arus melebihi
batas yang ditentukan (biasanya batasnya 5-6A), yang mengindikasikan adanya
konslet.
7. LiFePO4
Volt : average 3.2 volt
Batere ini dimunculkan karena ada beberapa alat
yang membatasi voltase batere karena dikhususkan untuk primary CR123 sebesar 3
volt. Meskipun voltase 3.2 volt tetapi dianggap masih dalam batas toleransi
yang ada dibandingkan Li-Ion umumnya yang dimulai pada 4.2 volt. Sayang batere
jenis ini kurang populer karena sulitnya mendapatkan charger yang support
batere ini (charge pada 3.6 volt, bukan 4.2 volt pada charger lithium spt
biasa). Adapun kelebihan batere jenis ini adalah :
- operating Voltage bisa dipakai sampai 1.5 - 2
volt dan charge ulang bisa 100% seperti semula
- Seperti batere IMR, batere jenis ini juga
bisa dipakai sampai 10C (10 kali kapasitas batere), misal 500mAh jadi bisa
menangani arus sampai 5000 mA (5A)
Harap berhati-hati pada penggunaan batere ini karena fresh
charge, top voltage batere ini pada 3.7 volt dan beberapa senter/alat tetap
tidak bisa menerima perbedaan volt itu meskipun dalam hitungan menit saja akan
turun menjadi 3.2 volt.
8. Lithium Manganese (LiMn) / IMR
Biasanya rule pemakaian 2C diatas itu berlaku
untuk batere Lithium based secara umum, tetapi ada jenis lainnya yaitu IMR /
LiMn dimana batere ini memang diciptakan untuk diabuse sampai dengan 8C ataupun
tergantung dari kapasitas masing - masing batere, seperti :
IMR 16340 : 4A (550 mAH)
IMR 18350 : 6A (700 mAH)
IMR 18500 : 15C atau 16500mA (1100 mAH)
IMR 18650 : 15C atau 25000mA (1600 mAh)
IMR 26500 : 23A (2300 mAH)