SUKSES adalah ketika seseorang telah mendapatkan apa yang ia cita-citakan, begitu mungkin anggapan kebanyakan orang. Benarkah demikian? Apakah kesuksesan sejati hanya dengan parameter keberhasilan seseorang mencapai apa yang ia harapkan?
Sebelum menjawab hal itu, mari kita renungkan fenomena yang kadung terjadi di sekitar kita. Tidak sedikit fenomena-fenomena tersebut yang terjadi di masyarakat kita. Lulusan PTN terkenal dan berprestasi secara akademik, tapi ternyata masuk penjara karena pesta sabu-sabu.
Seorang siswa yang berprestasi dan pernah menjadi juara dalam olimpiade tingkat nasional kedapatan melakukan asusila setelah video mesumnya menyebar kemana-mana. Pemimpin dengan jabatan yang mentereng ternyata dibenci oleh bawahannya karena sikapnya yang arogan dan tidak pernah menghargai bawahannya.
Selain fenomena itu, kita juga bisa menengok sejarah untuk membut kesimpulan bahwa ternyata kesuksesan tidak bisa diukur dengan berbagai atribut dan materi duniawi. Tidak juga dengan kecerdasan dan IQ yang tinggi. Lihatlah bagaimana kesudahan raja Ramses II atau yang lebih kita kenal dengan sebutan firaun.
Walaupun dia memiliki kekuasaan yang sangat besar dan masyarakat yang patuh, tapi ia terhinakan karena menolak kebenaran. Contoh lainnya adalah qarun, seorang yang asalnya saleh dan hamba allah yang tawadhu menjadi takabur setelah dianugerahi harta yang melimpah.
Lalu dalam pentas sejarah dunia, kita bisa mencontoh bagaimana seorang karl marx. Konon katanya dia adalah pemikir yang jenius dengan konsep-konsep yang ia sodorkan. Banyak orang yang menuhankan ajarannya. Das capital-nya booming di kalangan orang-orang atheis.
Tapi rupanya disamping orang-orang yang mengaguminya –tentunya yang sepaham dengan ideologinya- lebih banyak orang yang membenci dan mencaci makinya. Lalu ada sosok hitler yang piawai dalam memimpin dan mempengaruhi masa. Ia pernah mendirikan imperium komunis besar bermana uni soviet. Tapi dibalik semua itu, tak sedikit orang yang merasa tertekan di bawah kekuasaannya.
Setelah tumbangnya unisoviet seiring dengan tumbangnya kekuasaannya, hitler telah menorehkan sejarah kelam. Alih-alih orang mengenang kejayaannya, melainkan hanya mengenang kekejamannya dalam memaksakan ideologi yang ia yakini kebenarannya.
Jadi, kesuksesan itu adalah, ketika kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan tapi tidak keluar dari koridor kebenaran. Ketika kita memperoleh apa yang kita harapkan tapi tidak merugikan pihak lain, dan tidak memaksakan kehendak kita sendiri. [Oleh: Husni Mubarok, husnimubarok5593@gmail.com]
ADS HERE !!!